Minggu, 10 Juli 2011

 ABOUT Development Basketball League
DBL diadakan kali pertama pada 2004 di Surabaya, Indonesia.
DBL dipelopori oleh Commissioner Azrul Ananda.
Nama ”DetEksi” diambil dari judul halaman anak muda di harian Jawa Pos. DetEksi tidak
hanya menyajikan halaman koran, tapi juga mengadakan sejumlah even. DBL adalah salah
satunya.
DBL adalah kompetisi pertama di Indonesia yang mengembangkan konsep Student Athlete.
Konsep ini menganggap sekolah sama pentingnya dengan bertanding basket.
Setelah empat tahun dikembangkan di Surabaya, pada 2008 DBL menyebar ke sepuluh provinsi di Indonesia. Pada 2009, menyebar lagi ke 15 provinsi di Indonesia.
Pada 2008, DBL diikuti oleh lebih dari 13.000 pemain dan ofisial, disaksikan oleh lebih dari 210.000 penonton. Pada 2009, partisipan meningkat menjadi lebih dari 18.000 orang, dengan jumlah penonton meroket hingga lebih dari 400.000 orang. Ini menjadikan DBL sebagai kompetisi basket terbesar di Indonesia, di level apa pun.
Pada 2008, DBL menjadi liga pertama di Indonesia yang berkolaborasi dengan NBA.
Even pertama NBA di Indonesia diadakan di DBL Arena Surabaya pada Agustus 2008. Dengan kapasitas 5.000 penonton DBL Arena mulai dibangun pada 17 Desember 2007, dibuka hanya tujuh bulan kemudian. Tepatnya pada 26 Juli 2008.
Mulai 2009, DBL dikelola sepenuhnya secara profesional oleh DBL Indonesia.
Mulai 2010, DBL berubah nama menjadi DEVELOPMENT BASKETBALL LEAGUE, sambil terus mempertahankan konsep Student Athlete.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar